-->

Taarufan dengan Ponpes Salaf Ternama di Tebu Ireng di Jombang . Jawa Timur , Indonesia

Pondok Putra Putri Salaf pun termasuk di pondok unit Pondok Pesantren Tahfidz Al Quran Terbaik. Bisa Pondok Pesantren setelah lulus SMA SMP SD, Modern, Pondok Pesantren yang bisa sambil kerja.

Dalam perkembangan global saat ini, sudah banyak event event yang terjadi, Begitupun dengan Indonesia yang dimana semua permasalahannya kian rumit, lebih-lebih dalam hal teknologi dan info.

Di tengah pasar bebas yang cenderung menciptakan kompetisi ketat antar individu yang mendukung kita untuk memiliki skill yang mendukung dalam penciptaan lapangan profesi, diperlukan kemampuan untuk dapat merajai teknologi yang kian Hari kian berkembang dan kian canggih.

Ponpes Salaf Terbaik di sebagai salah satu tonggak pengajaran keagamaan yang sudah ratusan tahun mengabdi untuk mengawal nilai-skor akhlaq ikut Andil dalam menyokong penerapan sains, teknologi komputer dan Berita yang sekarang kian maju pesatnya.

PP Tebuireng Ikut serta dalam menjaga nilai-skor tersebut dengan melakukan rangkaian aktivitas yang berhubungan dengan Teknologi Berita dan Komputer.

Oleh sebab itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan perkembangan teknologi secara optimal yaitu dengan adanya Website Website Tebuireng dengan alamat https://tebuireng.online/. di waktu dahulu Pondok Pesantren Tebuireng sudah memiliki website bernama Tebuireng net.

Seiring berjalannya waktu dan perlunya isu yang diberikan, maka format konsep website berubah menjadi website portal informasi, dimana sebelumnya cuma website profil Pesantren. ini agar dapat lebih menginfokan dunia islam terbaru, informasi terbaru Pesantren, serta artikel lain yang berhubungan dengan Islam di Indonesia.

Awal Mula Ponpes Tebu Ireng

Tebuireng ialah nama sebuah pedukuhan yang termasuk kawasan administratif Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, berada pada kilometer 8 dari kota Jombang ke arah selatan. Nama pedukuhan yang seluas 25,311 hektar ini kemudian dijadikan nama Pondok yang dibangun oleh Kiai Hasyim.

Menurut kata kata warga warga sekitar, nama Tebuireng berasal dari kata ”kebo ireng” (kerbau hitam). Ceritanya, ada seorang masyarakat yang memiliki kerbau berkulit kuning. Suatu hari, kerbau tersebut menghilang dan sesudah dicari kian kemari, kerbau itu ditemukan dalam kondisi hampir mati sebab terperosok di rawa-rawa yang banyak dihuni lintah.

Sekujur tubuhnya penuh lintah, sehingga kulit kerbau yang semula berwarna kuning sekarang berubah menjadi hitam. Momen ini menjadikan pemilik kerbau berteriak ”kebo ireng …! kebo ireng …!” Sejak dikala itu, dusun daerah ditemukannya kerbau itu dikenal dengan nama Kebo Ireng

Pada perkembangan berikutnya, dikala masyarakat dusun tersebut mulai ramai, nama Kebo Ireng berubah menjadi Tebuireng. Tidak dikenal dengan pasti kapan perubahan itu terjadi, dan apakah hal itu ada kaitannya dengan munculnya pabrik gula di selatan dusun tersebut, yang banyak menunjang masyarakat untuk menanam tebu? Sebab ada kemungkinan, sebab tebu yang ditanam berwarna hitam maka dusun tersebut berubah nama menjadi Tebuireng.

Pertama Pondok Salaf Terbaik di Tebuireng Jombang Jawa Timur

di Ujung abad ke-19, di sekitar Tebuireng bermunculan pabrik-pabrik milik orang asing (lebih-lebih pabrik gula). Jikalau dilihat dari aspek ekonomi, eksistensi pabrik-pabrik tersebut memang menguntungkan sebab akan membuka banyak lapangan kerja.

Akan tapi secara psikis justru merugikan, sebab masyarakat belum siap menghadapi industrialisasi. Mereka belum terbiasa menerima bayaran sebagai buruh pabrik. Bayaran yang mereka terima lazimnya diterapkan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif hedonis. Tradisi judi dan minum alkhohol bahkan menjadi tradisi.

Ketergantungan masyarakat terhadap pabrik selanjutnya berlanjut pada penjualan tanah-tanah masyarakat yang memungkinkan hilangnya hak milik atas tanah. Parahnya lagi oleh gaya hidup masyarakat yang betul-betul jauh dari skor-poin agama.

Keadaan ini menyebabkan keprihatinan mendalam pada diri Kiai Hasyim. Beliau kemudian membeli sebidang tanah milik seorang dalang tenar di dusun Tebuireng.

Selanjutnya pada tanggal 26 Rabiul Awal 1317 H (bertepatan dengan tanggal 3 Agustus 1899 M.), Kiai Hasyim mendirikan sebuah bangunan kecil yang terbuat dari anyaman bambu (Jawa: tratak), dengan 6 X 8 meter[2]. Bangunan simpel itu disekat menjadi dua komponen.

Komponen belakang diciptakan daerah tinggal Kiai Hasyim bersama istrinya, Nyai Khodijah, dan komponen depan diciptakan daerah salat (mushalla). Ketika itu santrinya berjumlah 8 orang[3], dan tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28 orang.

Ketidakhadiran Kiai Hasyim di Tebuireng tidak langsung diterima dengan baik oleh masyarakat. Gangguan, fitnah, sampai Teror datang bertubi-tubi. Tidak cuma Kiai Hasyim yang diancam, para santripun kerap diteror.

Teror itu dilakukan oleh kategori-kategori yang tidak menyenangi absensi Pesantren di Tebuireng. Wujudnya bermacam ragam. Ada yang berupa melempari batu, kayu, atau penikaman benda tajam ke dinding tratak.

Para santri seringkali seharusnya tidur kerumunan di tengah-tengah raung kamar, sebab takut tertikam benda tajam. Gangguan juga dijalankan di luar PP, dengan mengancam para santri supaya meninggalkan imbas Kiai Hasyim.

Gangguan ini berlangsung selama kurang lebih 2,5 tahun, sehingga para santri murid disiagakan untuk berjaga dengan metode bergantian. Untuk selengkapnya anda bisa mengunjungi situs dari Pondok Pesantren Tebuireng Jombang di Tebu Ireng

PP Putra Putri Salafy serta masuk di dalamnya PP Hafidz Quran Terbaik. Bisa Pondok setelah lulus SMA SMP SD, Modern, PP yang bisa sambil kerja.

SeeCloseComment